Selasa, 02 Februari 2016

Kedudukan Shalat dalam Islam
Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan merupakan kewajiban yang utama setelah seorang menyatakan diri sebagai muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Shalat mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Ada enam kedudukan shalat dalam Islam yang harus kita ketahui, yaitu:
1.       Merupakan gambaran nyata ketundukan dan kepatuhan hamba kepada Allah swt;
Dalam shalat ada gerakan ruku dan sujud. Seorang hamba menundukkan kepala, bahkan seluruh anggota badannya di hadapan Allah SWT. Pada gerakan sujud, bahkan seorang hamba meletakkan dahinya di bumi sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan. Bahkan sujud tidak boleh kita persembahkan kepada seain Allah SWT. Dalam shalat seorang hamba berkomunikasi langsung kepada Allah lewat bacaan dan ayat-ayat al-qur’an.
Dari Ibnu Umar RA dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada keimanan (tidak sempurna atau keimanannya palsu) bagi orang yang tidak amanah, tidak sah shalat tanpa bersuci, dan tidak beragama bagi orang yang tidak shalat. Sesungguhnya shalat dalam agama kedudukannya seperti kedudukan kepala dalam tubuh.” (HR Imam Thabrani).
2.       Ditempatkan sebagai rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat;
Ini membuktikan bahwa shalat merupakan pembuktian dari dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang muslim. Jadi setelah seorang menyatakan diri sebagai muslim, maka dia harus melaksanakan shalat untuk pembuktiannya sebagai seorang muslim.
Dari Jabir RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat”. (HR Muslim).
3.       Merupakan amal yang pertama akan dhisab pada hari Kiamat;
Shalat juga akan menentukan hisaban amal yang lain, sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut: dari Abu Hurairah RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya amal yang pertama kali akan dihisab pada hari dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya….” (HR Tirmizi dan Ibnu Majah).
4.       Satu-satunya ibadah yang perintahnya diterima langsung oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj tanpa perantara malaikat Jibril seperti pada ibadah lainnya. Ini membuktikan keutamaan shalat dari ibadah lainnya. Pada ibadah lainnya, perintahnya disampaikan wahyu melalui Jibril dimana Nabi berada di bumi.
5.       Salah satu bentuk kasih saying Allah SWT kepada hambanya;
Allah mengetahui bahwa dalam hidup sehari-hari hambanya tidak luput dari perbuatan salah dan lupa. Sekuat apapun hambanya menghindari diri dari dosa, tetapi tak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, Allah mewajibkan shalat yang di dalamnya disertai dengan doa-doa, tohroh dan zikir yang menyertainya sebagai cara untuk menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan diantara dua waktu shalat. Sedangkan dosa-dosa besar harus dilakukan taubat agar dapat diampuni.
Dari Abu Hurairah RA: bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Shalat lima waktu, dari shalat jum’at ke shalat Jum’at dan dari Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa di sela-sela jeda antara ibadah-ibadah tersebut apabila meninggalkan dosa-dosa besar.” (HR Imam Muslim).
6.       Dapat mencegah seorang muslim dari perbatan keji dan mungkar yang akan menyengsarakannya baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman, yang artinya ;
“….sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (QS al-ankabut, ayat 45).

Demikianlah, semoga kita terasuk hamba Allah yang senantiasa mendirikan shalat. Amiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar