Kedudukan Shalat dalam
Islam
Shalat adalah
rukun Islam yang kedua dan merupakan kewajiban yang utama setelah seorang
menyatakan diri sebagai muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Shalat
mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Ada enam kedudukan shalat dalam
Islam yang harus kita ketahui, yaitu:
1.
Merupakan gambaran nyata ketundukan dan
kepatuhan hamba kepada Allah swt;
Dalam shalat ada gerakan ruku dan sujud. Seorang hamba
menundukkan kepala, bahkan seluruh anggota badannya di hadapan Allah SWT. Pada
gerakan sujud, bahkan seorang hamba meletakkan dahinya di bumi sebagai bentuk
ketundukan dan kepatuhan. Bahkan sujud tidak boleh kita persembahkan kepada
seain Allah SWT. Dalam shalat seorang hamba berkomunikasi langsung kepada Allah
lewat bacaan dan ayat-ayat al-qur’an.
Dari Ibnu Umar RA dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak
ada keimanan (tidak sempurna atau keimanannya palsu) bagi orang yang tidak
amanah, tidak sah shalat tanpa bersuci, dan tidak beragama bagi orang yang
tidak shalat. Sesungguhnya shalat dalam agama kedudukannya seperti kedudukan
kepala dalam tubuh.” (HR Imam Thabrani).
2.
Ditempatkan sebagai rukun Islam yang kedua
setelah dua kalimat syahadat;
Ini membuktikan bahwa shalat merupakan pembuktian dari
dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang muslim. Jadi setelah seorang
menyatakan diri sebagai muslim, maka dia harus melaksanakan shalat untuk
pembuktiannya sebagai seorang muslim.
Dari Jabir RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda :”Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan syirik dan kufur
adalah meninggalkan shalat”. (HR Muslim).
3.
Merupakan amal yang pertama akan dhisab pada
hari Kiamat;
Shalat juga akan menentukan hisaban amal yang lain,
sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut: dari Abu Hurairah RA berkata: “Rasulullah
SAW bersabda; “Sesungguhnya amal yang pertama kali akan dihisab pada hari dari
seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya….” (HR Tirmizi dan Ibnu
Majah).
4.
Satu-satunya ibadah yang perintahnya diterima
langsung oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj
tanpa perantara malaikat Jibril seperti pada ibadah lainnya. Ini membuktikan
keutamaan shalat dari ibadah lainnya. Pada ibadah lainnya, perintahnya
disampaikan wahyu melalui Jibril dimana Nabi berada di bumi.
5.
Salah satu bentuk kasih saying Allah SWT kepada
hambanya;
Allah mengetahui bahwa dalam hidup sehari-hari
hambanya tidak luput dari perbuatan salah dan lupa. Sekuat apapun hambanya
menghindari diri dari dosa, tetapi tak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Oleh
karena itu, Allah mewajibkan shalat yang di dalamnya disertai dengan doa-doa,
tohroh dan zikir yang menyertainya sebagai cara untuk menghapuskan dosa-dosa
kecil yang dilakukan diantara dua waktu shalat. Sedangkan dosa-dosa besar harus
dilakukan taubat agar dapat diampuni.
Dari Abu Hurairah RA: bahwasanya Rasulullah saw
bersabda : “Shalat lima waktu, dari shalat jum’at ke shalat Jum’at dan dari
Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa di sela-sela jeda antara
ibadah-ibadah tersebut apabila meninggalkan dosa-dosa besar.” (HR Imam
Muslim).
6.
Dapat mencegah seorang muslim dari perbatan keji
dan mungkar yang akan menyengsarakannya baik di dunia maupun di akhirat. Allah
swt berfirman, yang artinya ;
“….sesungguhnya shalat dapat mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar…” (QS al-ankabut, ayat 45).
Demikianlah, semoga kita terasuk hamba Allah yang
senantiasa mendirikan shalat. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar